Sabtu, 20 Desember 2008

Web 1.0 & Web 2.0

Teknologi Web

Web 1.0


Adalah generasi pertama dari website di internet dan berkembang di tahun 1995-1997. Pada tipe ini pengunjung hanya dapat membaca konten yang ada di website tersebut. Web ini memiliki ciri-ciri yaitu consult, surf dan search. Contohnya seperti membaca konten berita, liputan, artikel, dan tak jauh berbeda dengan surat kabar. Jadi web tipe ini terlihat seperti papan pengumuman di dunia maya, dan kita kebanyakan hanya sekedar mencari atau browsing untuk mendapatkan informasi tertentu. Berita yang ada dalam website tipe ini, hanya disajikan oleh situs dengan cara satu arah, yakni dari penerbit situs ke para pembaca.
Seluruh konten yang menghiasi web itu sepenuhnya berada di tangan admin. Dan pengunjung cenderung pasif, tidak ada komunikasi. Sebenarnya pengembangan website ini ditujukan untuk pengaksesan informasi, dimana pengunjung hanya dapat membaca isi konten website tersebut.

Web 2.0


Latar belakang pengembangan Web 2.0

Lahir beberapa tahun lalu dari hasil wacana antara O’Reilly dan MediaLive International, Web 2.0 makin hari makin berkembang. Hanya dalam waktu satu setengah tahun, lebih dari 9,5 juta halaman web dicatat Google mengandung nama ini. Meski diterima banyak kalangan, namun tak sedikit yang menganggap istilah ini adalah dibuat-buat oleh orang teknik yang sedang gencar dengan teknologi sehingga melahirkan kategorisasi yang bodoh dan tidak dipahami publik. Dan perdebatan ini masih terus berlanjut.

Para pelaku bisnis internet memahami bahwa tahun 2001 adalah tahun kelam dotcom. Saat itu memang sebagian besar dotcom yang menghiasi jagad bisnis tiga tahun sebelumnya dan menjadi primadona investasi dunia, tiba-tiba bertumbangan dan mati. Dotcom yang dulu popular, kini seakan “mati”. Banyak yang menangis, terutama para investor.


Namun, di balik kehancuran itu O’Reilly dan MediaLive International melihat bahwa masih ada dotcom yang lolos dari masa kritis tsb. Setelah dianalisa, dotcom tersebut memiliki ciri yang sama. Dan ciri-ciri itu tidak dimiliki oleh para mantan dotcomers. Apakah kehancuran dotcomers lama dan lahirnya jenis dotcomer baru menandai lahirnya generasi baru web? Begitulah pertanyaan Dale Doughterty. Mungkin pionir web dan VP O’Reilly ini terinspirasi oleh proses seleksi alam Charles Darwin: begitu ada generasi yang punah, akan muncul generasi baru yang lebih tangguh. Untuk mempermudah kategorisasi, Doughterty menyebut generasi baru itu Web 2.0.

Definisi & Konsep Web 2.0

Meskipun definisi Web 2.0 belum bisa diformulasikan secara pasti, terdapat tujuh prinsip yang mendasari karakter Web 2.0. Karakter tersebut antara lain :

1. web sebagai platform (Network as platform)
web 2.0 merupakan sebuah platform bagi aplikasi. Web dijadikan sebagai tempat bekerja di manapun kita berada. Cukup dengan membuka web browser, kita dapat mengerjakan tugas mengetik dokumen, perhitungan keuangan, atau merancang presentasi melalui aplikasi-aplikasi yang telah disediakan dan dapat dijalankan secara langsung melalui internet.

2. adanya partisipasi dari pengguna (Harnessing Collective Intelligence) dalam berkolaborasi pengetahuan.
mengingatkan akan pemberian kepercayaan kepada pengguna internet untuk dapat berpartisipasi dalam berbagi pengetahuan di Wikipedia, sebuah ensiklopedia berbasis web yang disusun berdasarkan masukan-masukan pengguna internet di seluruh dunia.

3. data menjadi trademark-nya aplikasi (Data is the Next Intel Inside)
mengingatkan kita pada slogan “Intel Inside” yang telah melambungkan nama prosesor Intel di kalangan pengguna komputer. Trademark tersebut telah menjadi suatu garansi kepercayaan dari pengguna akan kemampuan komputer yang akan ataupun sudah dibelinya. Maksud yang sama juga diusung oleh karakteristik ketiga ini, di mana suplier data akan memberikan trademark yang akan digunakan oleh pemilik website untuk memberikan garansi kepercayaan kepada pengunjungnya. Sebagai contoh adalah “Nevteq Onboard” untuk data peta pada sistem navigasi GPS dan “Powered by Google” untuk dukungan Google Maps pada peta dunia berbasis web.

4. sebagai akhir dari siklus peluncuran produk software (End of the Software Release Cycle)
mengilustrasikan bahwa setiap produsen software tidak lagi meluncurkan produknya dalam bentuk fisik. Karena web menjadi platform, pengguna cukup datang ke website untuk menjalankan aplikasi yang ingin mereka gunakan. Hasil dari pengembangan fitur di dalam software dapat langsung dirasakan oleh pengguna. Software tidak lagi dijual sebagai produk namun berupa layanan (service). Produsen yang memberikan pelayanan yang cepat dan bagus, akan menjadi pilihan pengguna.

5. dukungan pada pemrograman yang sederhana dan ide akan web service atau RSS (RSS & XML Technology)
Ketersediaan RSS akan menciptakan kemudahan untuk di-remix oleh website lain dengan menggunakan tampilannya masing-masing dan dukungan pemrograman yang sederhana.

6. software tidak lagi terbatas pada perangkat tertentu
hal ini mempertegas posisi web sebagai platform dimana setiap perangkat dapat mengaksesnya. Komputer tidak lagi menjadi satu-satunya perangkat yang dapat menjalankan berbagai aplikasi di internet. Setiap aplikasi harus didesain untuk dapat digunakan pada komputer pribadi, perangkat genggam seperti ponsel dan PDA, ataupun server internet.

7. adanya kemajuan inovasi pada antar-muka (interface) di sisi pengguna (Rich User Experiences) dukungan AJAX yang menggabungkan HTML, CSS, Javascript, dan XML pada Yahoo!Mail Beta dan Gmail membuat pengguna merasakan nilai lebih dari sekedar situs penyedia e-mail. Kombinasi media komunikasi seperti Instant Messenger (IM) dan Voice over IP (VoIP) akan semakin memperkuat karakter Web 2.0 di dalam situs tersebut.

Web 2.0 merupakan kategori web yang mulai diperkenalkan sekitar tahun 2004. Teknologi ini diprakarsai oleh Dale ugherty dari Media O'Reily (yang terkenal dalam bidang penerbitan buku-buku baik dalam bidang IT maupun dalam bidang lainnya) dan merupakan hasil dari penelitian Dale dan Craig Cline dari MediaLive. Pada oktober 2004, O'Reilly Media, Battle dan MediaLive melakukan konferensi web 2.0 pertama dan yang kedua pada bulan Oktober 2005. Tetapi sebelumnya istilah web 2.0 juga dikenal sebagai semantec web.

Web 2.0 merupakan teknologi web yang menyatukan teknologi-teknologi yang ada untuk membangun suatu web, seperti gabungan dari HTML, CSS, JavaScript, XML, AJAX. HTML selalu disandingkan dengan CSS untuk mempercantik tampilan web. JavaScript membuat tampilan yang dinamis. XML digunakan untuk mendefinisikan format data. AJAX ( Asynchronous Javascript and XML ) adalah penggabungan dari JavaScript dan XML yang menekankan pada pengelolaan konten.

Aplikasi web 2.0 disajikan pada suatu web browser tidak memerlukan teknologi canggih dari sisi user, Teknologi Web 2.0 merupakan fasilitas yang gratis yang bisa digunakan tiap waktu. Masalah yang berkenaan dengan manajemen file juga tidak terlalu susah, selain itu filenya bisa disimpan dan bisa disharing oleh user lain, semacam napster (http://napster.com/). Salah satu teknologi web 2.0 ini bisa dilihat pada aplikasi spreadsheet milik Google yang mengolah angka-angka seperti halnya MS Excel (http://spreadsheets.google.com).

Meskipun web 2.0 sudah menjadi pembicaraan sejak tahun 2004, Web 2.0 bukanlah kata yang umum bagi pengguna internet. Masih banyak pengguna yang mempertanyakan maksud dan manfaat dari penggunaan Web 2.0, terutama jika dibandingkan dengan web yang telah mereka kenal selama ini.

Ketika Web 2.0 disebut sebagai tahap kedua dari perkembangan web yang telah ada saat ini, muncul kekhawatiran akan tidak kompatibelnya versi web tersebut dengan program web browser yang dimiliki pengguna. Padahal tidak ada satupun teknologi di sisi pengguna (client) yang perlu di-upgrade untuk dapat mengakses web tersebut.

O’Reilly dan MediaLive International menekankan bahwa Web 2.0 merupakan sebuah platform bagi aplikasi. Mereka mendeskripsikan hal ini sebagai sebuah software yang berjalan melalui media internet dengan bantuan web browser dan tidak perlu diinstalasi terlebih dahulu seperti software-software yang umumnya kita gunakan sehari-hari. Bahkan konsep mengenai sistem operasi di dalam web juga masuk dalam definisi tersebut di dalam konferensi Web 2.0 pada tahun 2005.

Perkembangan web 2.0 lebih menekankan pada perubahan cara berpikir dalam menyajikan konten dan tampilan di dalam sebuah website. Sebagian besar cara berpikir tersebut mengadaptasi gabungan dari teknologi web yang telah ada saat ini.


Walaupun definisi mengenai Web 2.0 masih belum secara utuh diformulasikan
sampai hari ini, ada pihak yang mengatakan bahwa Web 2.0 lebih menekankan pada social network atau jalinan sosial antara penggunanya. Web 2.0 tidak membutuhkan orang jenius yang hanya berkutat sendiri di ruang tertutup atau laboratorium untuk membuat teknologi baru yang dipatenkan agar membuat dirinya menjadi terkenal. Tapi web ini lebih membutuhkan orang untuk saling berbagi ilmu, pengalaman atau lainnya sehingga terbentuk komunitas online besar yang menghapuskan sifat-sifat individu.
Hal ini dapat kita lihat dalam dunia Blog. Dengan adanya RSS (adalah teknologi penyampai berita. Kepanjangan RSS : Really Simple Syndication) di dalam Blog, informasi-informasi di dalam sebuah Blog dimungkinkan dapat diadaptasi, dikoleksi, dan di-share untuk menjadi bagian dari Blog lainnya.

Karakteristik Web 2.0

Partisipasi Pengguna

Web 2.0 akan melibatkan pengguna dalam membangun konten, web ini bersifat Read-Write. Contoh sederhana ketika kita membuka Google dan mengetikkan kata kunci kemudian klik tombol cari. Puluhan, ratusan bahkan ribuan halaman yang setiap halamannya berisi sepuluh link ke alamat website lain yang mengandung kata kunci yang kita cari. Tapi, siapakah yang menulis berpuluh-puluh halaman berisi link2 tersebut? Yang menuliskan adalah pengguna lain, bukan webmaster google. Google hanya menampilkannya. Contoh lainnya adalah Friendster. Developer Friendster hanya menyediakan halaman kosong yang berisi form untuk diisi penggunanya sebagaimana google. Seluruh konten Friendster dibangun oleh pengguna masing-masing. Adanya partisipasi dari pengguna inilah yang membedakan antara web 1.0 dengan web 2.0. Selain aplikasi search engine Google dan Social Networking Friendster, partisipasi pengguna dapat ditemukan dalam blog yang aktif menampilkan RSS dari blog lain.

Kemudahan berinteraksi

Kemudahan berinteraksi antara user dengan sistem merupakan tujuan dibangunnya teknologi Web 2.0. Interaksi tersebut tentunya haruslah diimbangi dengan kecepatan untuk mengakses, oleh karena itu diperlukan suatu bandwith yang cukup untuk loading data. Loading data tersebut dilakukan saat pertama kali membuka situs, data-data tersebut antara lain CSS, JavaScript, dan XML.

Salah satu karakteristik pentingnya adalah adanya dukungan pada pemrograman yang sederhana dan ide akan web service atau RSS. Ketersediaan RSS akan menciptakan kemudahan untuk di-remix oleh website lain dengan menggunakan tampilannya masing-masing dan dukungan pemrograman yang sederhana. Adanya kemajuan inovasi pada antar-muka di sisi pengguna merupakan karakter dari Web 2.0.

Contoh Web 1.0 & web 2.0

Kelebihan dibangunnya web 2.0 yaitu memberikan user dan system tidak sulit dalam berinteraksi. Jadi web 2.0 merupakan layanan web buat si user, dan si user diberikan keleluasaan dan kemudahan dalam hal layanan yang ada. Akan tetapi contoh web 2.0 dan web 1.0 atau web biasa semodel. Program yang bisa menghasilkan uang di internet, dimana user hanya menempelkan iklan atau gambar pada tiap halaman web-nya. Contoh untuk web 2.0 yaitu google AdSense sedangkan untuk web 1.0 yaitu double click.

Web 1.0 untuk suatu layanan sharing foto, di motori Lisa garisky dan kamran,yang dimulai dari Berkley California. Web-nya mulai launching tahun 1993 bulan desember, yang diberi nama ofoto. Sedangkan untuk web 2.0 yaitu flicker suatu management foto, dan berbagi aplikasi (http://www.flickr.com/aboutus).

Web 1.0 untuk suatu layanan dari suatu perusahaan yang menyediakan platfom komputer untuk global internet content (http://www.akamai.com/), sedangkan untuk web 2.0 yaitu BitTorent (http://www.bitorrent.com/) suatu protokol dan share file yang dikenal dengan istilah P2P (Peer to Peer).

Web 1.0 untuk layanan download lagu-lagu dari format mp3 (http://www.mp3.com/). Sedangkan untuk web 2.0 yaitu nepster, salah satu raksasa untuk musik online, share file yang dimotori oleh Shawn Flaning (http://www.napster.com).


Web 1.0 untuk suatu layanan ensiklopedia yaitu Britanica Online(http://www.britannica.com/). Sedangkan untuk web 2.0 yaitu Wikipedia,yakni suatu multibahasa yang isinya bebas diisi oleh siapa saja. Di Wikipedia, seluruh pengunjung website ini bisa memberikan sumbangan, mengkoreksi, dan melengkapi seluruh konten pengetahuannya.

Web 1.0 untuk suatu browser pada jamannya Netscape Navigator, ini hasil dari produk America Online (AOL), walaupun tampilannya agak kaku tetapi masih bisa dipakai untuk platfom windows, mac dan unix. Sedangkan untuk web 2.0 yaitu suatu raksasa seach engine yang sekarang banyak dipakai oleh para praktisi atau user yang mengalahkan kedigjayaan Yahoo, yaitu “Eyang” Google.

Contoh lain dari web 2.0


Contoh web 2.0 lain yaitu Friendster, MySpace, atau Facebook. Untuk versi Indonesia seperti Ning, Fupei dan Aku Cinta Sekolah. Sedangkan untuk aplikasi berbagi gambar, video, hingga slide presentasi adalah YouTube, Metacafe, Flickr, Photobucket, atau SlideShare. Dan juga aplikasi yang memungkinkan setiap anggotanya berbagi bookmark dan memberikannya peringkat seperti Digg atau del.ico.us. Contoh yang lain adalah :

1. http://www.thebroth.com/
memberikan lebih dari sekedar jaringan sosial. Anggota bisa membuat gambar sendiri secara online, bahkan kalau perlu berkolaborasi dengan anggota lainnya

2. http://ww.toondoo.com/
setiap anggota bisa membuat komik sendiri. Gambar bisa diambil dari koleksi ToonDoo. Setiap karya komik bisa langsung ditempel di blog atau website

3. http://www.wetpaint.com, http://www.freewebs.com, http://www.spruz.net
bila dulu dalam membuat website gratis kita menggunakan fasilitas Geocities, dengan syarat minimal mengerti HTML, sekarang lebih mudah, tanpa harus mengerti teknis sama sekali.

4. http://www.meebo.com/
apabila ternyata Yahoo! Messenger atau MSN diblok oleh kantor, kita dapat menggunakan Meebo. Melalui website ini, kita bahkan bisa saling berhubungan dengan 4 messenger yang berbeda platform-nya. Meebo juga sudah menyediakan Bahasa Indonesia.

5. http://maps.google.com
Google Maps menyediakan peta dunia (tapi untuk Indonesia masih sebatas peta, belum lebih detail). Tapi bagi yang sudah kenal dengan API (application programming interface) kita bebas mengembangkan aplikasi baru dengan memanfaatkan fitur Google Maps.

6. Digg
Digg adalah situs berita teknologi seperti juga News.com, Slashdot, dll. Tapi ada satu hal yang unik di Digg, yakni muncul tidaknya suatu berita tidak ditentukan oleh editor melainkan oleh banyaknya voting yang diterima oleh berita tersebut ! Semakin banyak voting yang diterima oleh suatu berita maka semakin tinggi ranking berita itu di Digg.

Rupanya banyak orang menyukai konsep ini. Terbukti, meskipun baru berusia satu setengah tahun, namun popularitas Digg saat ini sudah mendekati Slashdot yang jauh lebih mapan. Bahkan orang-orang menjuluki Digg sebagai Slashdot killer !

Apa yang dilakukan Digg sebenarnya adalah menonjolkan ciri kedua dari Web 2.0 yaitu Harnessing Collective Intelligence. Digg mengakumulasi pengetahuan dan pendapat banyak orang untuk menyaring begitu banyak berita yang beredar di Internet dan memunculkan hanya yang terbaik. Mekanisme yang melibatkan banyak orang ini benar-benar, jitu karena berita yang terkumpul adalah hasil browsing gabungan dari ribuan orang. Akibatnya berita-berita di situs “kecil” yang biasanya terlewatkan pun akan tertangkap oleh Digg. Penyaringannya juga dilakukan oleh ribuan orang sehingga hasil penyaringannya benar-benar obyektif. Inilah kekuatan wisdom of crowds. Bisa dikatakan apa yang terjadi di Digg adalah demokrasi murni. Tidak ada otoritas sentral yang membatasi dan benar-benar keinginan “orang banyak”-lah yang terjadi.

Hal ini juga sangat menguntungkan kita yang ingin mengikuti berita-berita di Internet. Digg sudah menyaringkan berita-berita yang kurang bermanfaat sehingga yang tersisa bagi kita hanyalah “emas murni”. Tanpa susah payah kita bisa langsung mendapatkan berita-berita yang terbaik dari seluruh Internet.
Kunci Perbedaan Web 2.0 dengan Web 1.0
Menurut Wikipedia, yang menjadi kunci perbedaan dalam Web 2.0 dan Web 1.0 sebagai berikut :

keterbatasan pada Web 1.0 yang mengharuskan pengguna internet untuk datang ke dalam website tersebut dan melihat satu persatu isi di dalamnya. Sedangkan Web 2.0 memungkinkan pengguna internet dapat melihat isi suatu website tanpa harus berkunjung ke alamat situs yang bersangkutan.
kemampuan Web 2.0 dalam melakukan aktivitas drag and drop, auto complete, chat, dan voice seperti layaknya aplikasi desktop, bahkan berlaku seperti sistem operasi, dengan menggunakan dukungan AJAX atau berbagai plug-in (API) yang ada di internet. Hal tersebut akan merubah paradigma pengembang sofware dari distribusi produk menjadi distribusi layanan.kolaborasi dan partisipasi pengguna, ikut membantu memperkuat perbedaan pada Web 2.0.

Kesimpulan


Jadi kesimpulannya web 2.0 pada umumnya merupakan suatu teknologi yang gratis atau lebih dikenal dengan sebutan Open Source, dan murni menggunakan web base, dan sangat memudahkan untuk share atau upload dan download data.
Hakekat dari Web 2.0 adalah perubahan paradigma pembelajaran (learning strategies) yang sebelumnya dituntut Know How dan Know What, maka kini dituntut pula Know Where ( melalui bentuk fenomena Social network/Marker/Tagging plus fasilitas-fasilitas Wiki, Blog, Podcast dsb ).

1 komentar:

Make a Cash mengatakan...

wah ada temen lama nih..